Rasulullah SAW tidak pernah memikirkan citra diri. Beliau tidak merasa terhina gaul dengan orang miskin, tidak malu makan bersama para fakir dan budak. Bahkan, Rasulullah sempat memohon kepada Allah agar dihidupkan dan diwafatkan dalam keadaan miskin.
"Ya Allah hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, wafatkanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku bersama golongan orang-orang miskin," kata Rasulullah dalam doanya.
Rasulullah juga tidak pernah merasa malu untuk mengerjakan tugas rumah tangga yang biasa dikerjakan para istri.
"Rasulullah SAW sering membawa sendiri keperluan keluarganya, memperbaiki sandalnya, menjahit bajunya yang sobek, menyapu rumahnya, memeras susu kambingnya, memotong daging bersama istrinya dan menyuguhkan sendiri makanan kepada tamunya," cerita Aisyah. Dikutip dari buku Dahsyatnya Sabar, Syukur, Ikhlas Muhammad SAW tulisan Amirulloh Syarbini, Jumari Haryadi.
Tak hanya itu, yang patut ditiru dari Rasulullah ialah beliau pun tak pernah malu membantu pekerjaan para sahabatnya. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa Rasulullah tidak pernah memilih dengan siapa bergaul dan pekerjaan apa saja dikerjakan selagi mampu. [ded]
merdeka.com
0 Response to "Adab Rasulullah kepada istri dan berteman dengan orang miskin"
Posting Komentar