Port Villa - Gunung berapi yang bernama Manaro Voui di Vanuatu, kepulauan kecil di Samudera Pasifik Selatan, terancam meletus. Lebih dari 6 ribu orang di kawasan tersebut terpaksa dievakuasi ke kamp darurat.
Seperti dilansir Reuters, Rabu, Gunung Manaro Voui terletak di Pulau Ambae, yang berada di wilayah utara Vanuatu. Kantor Penanggulangan Bencana Nasional Vanuatu menyatakan, Manaro Voui mulai menunjukkan peningkatan aktivitas sejak awal bulan ini.
Aktivitas vulkanis pada gunung api itu semakin intens sejak akhir pekan kemarin, dengan dikeluarkannya abu dan gas vulkanis. Situasi itu memicu kekhawatiran bahwa Manaro Voui akan mengalami erupsi dalam waktu dekat.
Otoritas Vanuatu telah mempersiapkan 15 kamp pengungsian darurat. Namun untuk evakuasi skala besar masih mengalami kekurangan suplai logistik. Terakhir kalinya Manaro Voui meletus pada tahun 2005.
"Kita sedang dalam musim kemarau dan dengan abu mengkontaminasi sejumlah suplai, yang menjadi kekhawatiran terbesar saat ini adalah menyalurkan air bagi mereka yang dievakuasi," ujar Direktur Kantor Penanggulangan Bencana Nasional, Shadrack Welegtabit, kepada Reuters.
Vanuatu merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Kebanyakan warga dari negara kecil ini bergantung sepenuhnya pada hasil pangan yang mereka tanam sendiri, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Orang-orang di Ambae mencari nafkah secara terbatas, jadi ketakutan terbesar tidak hanya isu kehilangan tempat tinggal, tapi juga kondisi hasil panen dan vegetasi," ucap Direktur Save the Children Australia untuk Vanuatu, Georgia Tacey.
Vanuatu merupakan negara gugusan kepulauan yang memiliki lebih dari 80 pulau kecil dan 260 ribu penduduk. Vanuatu terletak di sebelah timur Australia, dekat New Calodonia, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon serta Fiji. Negara ini terletak di Cincin Api Pasifik yang aktif secara geologis. Pulau Tana yang juga memiliki gunung api aktif menjadi daya tarik wisatawan yang besar.
detik.com
0 Response to "Gunung Api di Vanuatu Berpotensi Meletus, 6 Ribu Orang Dievakuasi"
Posting Komentar