Jakarta - Partai Demokrat menyoroti pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo soal isu penyelundupan 5.000 senjata ilegal dalam sebuah rekaman audio yang beredar. PD menuding Gatot tengah melakukan manuver politik.
"Perhatikan, saat Panglima TNI membocorkan 'data intelijen' bahwa ada institusi di luar TNI hendak membeli 5.000 pucuk senjata dengan mencatut nama Presiden Jokowi. 'Saya akan serbu', kata Jenderal Gatot," ujar Wasekjen PD Rachland Nashidik dalam keterangannya, Senin.
Rachland mengatakan tindakan Gatot adalah salah besar. Menurut dia, meski dalam forum tertutup, tak sepatutnya Gatot menyebar data intelijen.
Baca juga: Pernyataan Lengkap Wiranto Soal G30SPKI dan Pembelian Senjata oleh BIN |
"Bukan kepada sesepuh dan purnawirawan TNI dalam acara yang diliput luas oleh wartawan dan dipandang sebagai upaya untuk menghimpun dukungan bagi manuver-manuver politiknya," sebut Rachland.
Pernyataan Gatot yang ingin menyerbu pihak pembeli senjata, menurut Rachland, sangat fatal. Menurut Rachland, meski menjabat Panglima TNI, Gatot tetap berada di bawah kendali Presiden Jokowi.
Baca juga: Kata Panglima Soal Penjelasan Wiranto Tentang Pembelian Senjata BIN |
"Dia tidak boleh mengeluarkan ancaman demikian karena seharusnya ia sadar dan patuh bahwa pengerahan dan penggunaan kekuatan TNI bukan kewenangannya, melainkan kewenangan presiden atas persetujuan DPR," tutur Rachland.
Meski demikian, Rachland memandang pembelian senjata oleh Badan Intelijen Negara, yang kata Wiranto sebanyak 500 pucuk untuk pendidikan BIN, cukup berbahaya. Namun, yang lebih berbahaya, kata Rachland, ialah manuver politik Gatot.
Baca juga: Setara: Panglima TNI Cari Momentum Politik, Jokowi Mesti Hati-hati |
"Bagi kelangsungan demokrasi, kita semua cukup waras untuk memahami pemesanan 5.000 senjata serbu oleh badan intelijen. Bila itu benar, sama berbahayanya dengan Panglima TNI yang berpolitik praktis dan melampaui kewenangannya," tegas dia.
detik.com
0 Response to "PD Tuding Panglima TNI Berpolitik soal Isu Pembelian Senjata"
Posting Komentar