Polisi Duga Pelaku Penusukan Polisi Gunakan KTP Palsu

JAKARTA, - Polisi telah memeriksa alamat yang diduga sebagai tempat tinggal pelaku penikaman polisi di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan.

Diduga, pelaku menggunakan alamat palsu di dalam KTP yang ditemukan di lokasi kejadian. Di KTP itu tertera nama Mulyadi dengan alamat Kelurahan Suka Resmi, Kecamatan Cikarang Selatan, Bekasi.

"Berdasarkan KTP kita tidak menemukan Mulyadi itu," ujar Kapolres Metro Bekasi Kombes Asep Adi Saputra saat dikonfirmasi, Sabtu.

Asep menjelaskan, di lokasi kepolisian menemukan dua warga yang bernama Mulyadi. Namun, keduanya dipastikan bukan pelaku penikaman polisi tersebut.

"Saya ketemu satu orang Mulyadi, masih hidup, bukan yang bersangkutan. Satu lagi Mulyadi, tapi dia sedang di dalam LP," kata Asep.

Atas dasar itu, Asep menduga pelaku menggunakan alamat palsu dalam KTP-nya.

Baca: Kapolda: Kalau Agamanya Taat, Orang Shalat Kok Ditusuk?

Insiden penusukan dua orang polisi semalam hanya berjarak 200 meter dari Markas Besar Polri.

Akibat kejadian itu, dua anggota polisi yang sedang menunaikan ibadah shalat Isya di Masjid Falatehan mengalami luka di bagian pipi.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 19.40 WIB saat sekitar 20 anggota korps Brimob selesai menunaikan shalat Isya berjamaah.

Korban serangan itu adalah anggota Resimen 1 Gegana AKP Dede Suhatmi dan anggota Resimen 3 Pelopor Briptu M Syaiful Bakhtiar.

Keduanya ditusuk menggunakan sebilah sangkur merek Cobra di pipi kanan. Sebelum menusuk, pelaku juga ikut shalat di masjid itu.

Saat menyerang, ia juga meneriakkan takbir sambil mengibaskan sangkurnya. Anggota polisi yang terluka sempat dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina, sebelum dipindah ke RS Polri Kramat Jati.

Polisi juga menemukan sebuah tas yang diduga milik korban yang lalu diledakkan di depan masjid sekitar pukul 23.42 WIB oleh tim Gegana.

kompas.com

loading...

Related Posts :

0 Response to "Polisi Duga Pelaku Penusukan Polisi Gunakan KTP Palsu"

Posting Komentar

loading...