Penusukkan dua anggota Brimob bukti adanya ancaman bagi demokrasi

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah DKI Jakarta Bidang Hikmah dan Kebijakan Publik, Muhammad Farhan Syathri mengutuk aksi penusukkan dua anggota Brimob di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan.

Farhan mengatakan, tindakan penusukkan tersebut melukai demokrasi di Indonesia. Terlebih aksi tersebut dilakukan di dalam masjid, usai melaksanakan Salat Isya.

"Ya, kami sampaikan keprihatin yang mendalam. Di momentum yang fitri ini, terjadi tindakan biadab di tempat suci. Ini sangat melukai demokrasi yang menjadi konsen dan sedang kita bangun bersama. Tentunya, kami mengutuk keras aksi biadab ini" katanya di Jakarta, Sabtu.

Dia juga mengomentari istilah agama yang digunakan oleh pelaku teror dalam aksinya. Karena sebelum melakukan aksi penusukkan kepada dua anggota Brimob, pelaku sempat meneriakkan kata 'thoghut'.

"Kami berpandangan, istilah thoghut adalah istilah umum yang seringkali digunakan oleh kelompok teror dan intoleran untuk menyebut siapapun dan pemerintah yang tidak sejalan dengan ideologi mereka. Istilah ini juga telah menjadi kata umum yang siapa saja bisa mengucapkannya," jelasnya.

Untuk itu, Farhan mendukung penuh upaya-upaya aparat penegak hukum dalam mengusut tuntas siapa pelaku teror dan aksi kekerasan ini.

"Tentunya sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku dan rasa keadilan masyarakat, dengan tetap mengedepankan profesionalisme, tanpa prasangka," ujarnya.

Lebih Lanjut, dia menegaskan, aksi-aksi teror ini merupakan ancaman dan kejahatan yang nyata. Sehingga harus menjadi perhatian bersama.

Untuk itu, Farhan mengajak semua elemen bangsa untuk bersama-sama mengambil peran, khususnya dalam membantu aparat penegak hukum untuk mencegah & memberantas terorisme.

"Aksi-aksi terorisme yang tidak ada hentinya ini merupakan bukti bahwa ancaman-ancaman kelompok intoleran ini tidak hanya sekedar isu, tapi adalah ancaman serius dan nyata bagi Indonesia dan banyak negara," tutupnya.

Informasi dihimpun, insiden penusukkan itu terjadi sekira pukul 19.40 WIB. Saat anggota melaksanakan Salat Isya, tiba tiba pelaku yang juga melaksanakan salat meneriakkan 'Thogut' kemudian menikam anggota Brimob yang posisinya persis di sebelahnya.

Setelah itu pelaku mengancam semua jemaah yang sedang salat dengan mengacungkan pisau sambil meneriakkan Thogut. Pelaku lalu melarikan diri ke arah terminal Blok M, sambil mengancam dan menantang kelompok anggota Brimob yang bertugas jaga.

Anggota Brimob sempat memberikan tembakan peringatan ke pelaku. Namun pelaku berbalik arah menantang dengan meneriakkan 'Allahu Akbar' sambil mengacungkan pisau. Lalu anggota brimob melumpuhkan pelaku di tempat. Garis polisi telah dipasang di sekitar lokasi. [noe]

merdeka.com

loading...

Related Posts :

0 Response to "Penusukkan dua anggota Brimob bukti adanya ancaman bagi demokrasi"

Posting Komentar

loading...