Penulis 'Ronggeng Dukuh Paruk' nilai pendiri nikahsirri.com salah kaprah

Pendiri situs web nikahsirri.com, Aris Wahyudi, menilai lelang perawan memperebutkan 'gadis yang masih suci' adalah bagian tradisi nusantara. Dalam situs web yang kini diblokir oleh KemenKominfo itu, Aris menulis lelang perawan salah satunya di Jawa Tengah yakni tradisi 'bukak klambu' yang kisahnya diangkat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk.

Alih-alih setuju, Ahmad Tohari, penulis novel Ronggeng Dukuh Paruk justru angkat bicara bahwa Aris Wahyudi telah memaknai sepotong-potong novelnya.

Tohari menilai Aris salah kaprah memaknai novelnya, bahkan bisa jadi sengaja mengutip sepotong kisah dalam novelnya yakni bukak klambu semata-mata untuk mengambil keuntungan.

"Aris tidak membaca utuh novel saya. Dia memaknai sepotong-potong," ujar Tohari pada Merdeka.com, Selasa.

Tohari menerangkan lebih jauh, dalam novelnya tradisi seksual yang pernah terjadi pada masa silam justru membenamkan derajat perempuan. Dengan tegas kata Tohari, pesan itu ia sampaikan di akhir novel bahwa wawasan birahi primitif ternyata tak mendatangkan rahmat kehidupan.

Maka Aris salah jika lelang perawan justru dimaksudkan untuk melestarikan budaya asli Indonesia.

"Jelas di akhir novel saya tulis tokoh perempuan Srintil, Ronggeng Dukuh Paruk, justru berada dalam keadaan tanpa martabat kemanusian," kata Tohari.

Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk, memang terdapat satu kisah tentang bukak-klambu. Singkatnya bukak klambu adalah tradisi menyayembarakan keperawanan calon rongeng pada siapapun laki-laki yang mampu menyerahkan sejumlah uang yang telah ditentukan oleh dukun ronggeng. Tokoh dalam novel yang telah diangkat jadi film berjudul Sang Penari itu, Srintil saat menjalani bukak klambu dikisahkan terkena rudapaksa.

Potongan kisah ini, dinilai Tohari dikutip oleh Aris Wahyudi semata untuk kepentingan meraih keuntungan. Tohari meyakini apa yang dilakukan Aris lewat lelang perawan di web nikahsirri.com sangat tidak dibenarkan. Pandangan Aris soal keperawanan sebagai aset warga miskin mendongkrak derajat perekonomian juga salah kaprah, lewat novel Ronggeng Dukuh Paruk semisal tradisi seksual yang pernah terjadi pada masa silam tak mengijinkan Srintil sebagai ronggeng hidup selayaknya perempuan pada umumnya bahkan menjadi gila secara mental karena mengidamkan sebuah keluarga.

"Saya melihat Aris seperti bocah baru nakal. Intinya yang saya tegaskan, Aris kurang memaknai secara dalam novel saya," ujar Tohari menutup perbincangan.

[rhm]

merdeka.com

loading...

0 Response to "Penulis 'Ronggeng Dukuh Paruk' nilai pendiri nikahsirri.com salah kaprah"

Posting Komentar

loading...