Hukum tak berdaya di hadapan praktik hitam pornografi Jepang

Jepang dikenal sebagai salah satu negara penghasil film porno terbesar. Bahkan, film-film dewasa diproduksi Jepang tersebar ke seluruh belahan dunia dan dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat.

Namun, sudah menjadi rahasia umum bahwa Jepang memiliki sisi gelap dalam industri hiburan porno. Kebanyakan para pemain film dewasa direkrut oleh agensi dengan kontrak tipu-tipu.

Mereka awalnya diminta menandatangani kontrak untuk menjadi model, namun kemudian dipaksa berpose bugil atau beradegan porno di depan kamera. Karena tidak punya pilihan, mereka pun terpaksa melakukan apa yang diperintahkan agensi hanya agar terhindar dari denda.

Salah satu korban agensi industri hiburan gadungan adalah Kurumin Aroma. Empat tahun lalu, dia menerima tawaran dari salah satu agensi karena bermimpi menjadi aktris televisi. Sebelum terjebak dalam industri hiburan porno, Aroma dijanjikan karir di dunia modelling.

"Pencari bakat itu memiliki kartu nama profesional dan cara bicaranya juga sangat sopan, jadi saya pikir dia adalah orang yang bisa dipercaya," kata Aroma, seperti dilansir dari laman the Guardian, Senin.

Setelah menyelesaikan studi di universitasnya, Aroma kembali dihubungi pencari bakat itu. Dia menjalani wawancara terakhir dengan pemilik agensi dan diminta menandatangani kontrak di mana di dalamnya tertulis bahwa dia harus membuka baju untuk sesi foto.

"Itu pertama kalinya saya mengenal hal porno. Saya menangis dan merasa di bawah tekanan untuk mengatakan ya, sehingga akhirnya saya setuju," aku Aroma.

Beberapa bulan berikutnya, agensi tersebut mulai mengangkat kemungkinan untuk mengikutsertakan Aruma di video porno. Dia juga dipanggil beberapa kali untuk mengikuti rapat. Dihadapkan dengan tuntutan berulang dari delapan staf pria, dia pun akhirnya menyerah.

"Mereka bilang saya bisa berhenti kapanpun saya merasa tak nyaman. Tapi rupanya itu tidak benar," ceritanya.

Semakin meningkatnya laporan dari para perempuan mengaku jadi korban penipuan perusahaan pemodelan, pemerintah Jepang akhirnya memutuskan untuk mengambil tindakan. Pihak berwenang pun didorong untuk mengungkap sisi gelap industri porno Jepang bernilai miliaran dollar itu.

Dari hasil survei diluncurkan pemerintah tahun lalu, ditemukan bahwa 200 dari 20.000 perempuan muda mengaku menandatangani kontrak "model" selama 50 tahun di mana di dalamnya mereka dijanjikan karir di industri hiburan. Namun kemudian mereka diminta berpose bugil dan berhubungan seks.

Dalam satu kasus, ada seorang perempuan dipaksa tampil di lebih dari 100 film porno setelah diancam bahwa keluarganya akan diberitahu tentang pekerjaannya jika dia menolak. Bahkan beberapa korban lain juga mengaku dipaksa melakukan hubungan seks tanpa pengaman untuk dijadikan bahan komersil.

Menanggapi hal tersebut, Asosiasi Promosi dan Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual yang mewakili industri film dewasa Jepang berjanji untuk mendorong produsen mengambil tindakan dan segera memperbaiki situasi agar keberlanjutan industri kembali pulih.

"Kami sangat menyesalkan kegagalan kami dalam mengambil inisiatif untuk menangani masalah sebelumnya. Kami sangat menyesal," kata perwakilan asosiasi tersebut.

Sementara itu, pengacara sekaligus sekretaris umum lembaga Hak Asasi Manusia, Kazuko Ito, menyambut baik tindakan pihak berwenang untuk menangkap para pencari bakat gadungan yang bekerja untuk industri seks dan komersial. Namun menurut Ito, pihak berwenang juga harus memaksa pemilik agensi hiburan untuk mengubah cara perekrutan.

"Hal yang luar biasa adalah bahwa perusahaan produksi bisa bertindak tanpa diberi hukuman. Memang tidak ada hukum yang melarang perempuan tampil dalam film porno, dan tidak ada pula pengawasan pemerintah terhadap industri ini. Tapi ini bukan hanya masalah hukum, ini pelanggaran hak asasi manusia," ungkap Ito.

Seperti diketahui, industri porno Jepang saat ini bernilai sekitar USD 4,4 miliar dengan penjualan DVD sebanyak 20 ribu keping setiap tahunnya. Film-film tersebut ditujukan bagi penonton cukup umur yang tersebar di seluruh Jepang bahkan dunia. [ary]

merdeka.com

loading...

Related Posts :

0 Response to "Hukum tak berdaya di hadapan praktik hitam pornografi Jepang"

Posting Komentar

loading...