JAKARTA, - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memerintahkan kepada Polisi Militer untuk mengotopsi jenazah Prajurit Kepala Yudha Prihartanto.
Yudha merupakan anggota Batalyon Komando 464 Pasukan Khas TNI Angkatan Udara yang tewas di markasnya, Malang, Jawa Timur, Kamis. Belum jelas, apakah Yudha bunuh diri atau dibunuh.
"Kami sudah menyerahkan ke rumah sakit umum untuk diotopsi. Hasil otopsinya bagaimana, nanti akan kami ditindaklanjuti lebih jauh," ujar Gatot kepada wartawan di Base Ops Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu.
Gatot mengatakan, dilihat dari luka fisik, memang terdapat luka tusuk di tubuh Yudha. Namun, demi kehati-hatian proses penyelidikan, penyidik POM memilih untuk mendasarkan penyelidikannya kepada hasil otopsi.
Mengenai masih ada aksi kekerasan di lingkungan kesatuan TNI, Gatot menegaskan, setiap prajurit tidak boleh melakukan aksi kekerasan. "Saya tegaskan tidak boleh," ujar dia.
Gatot mewanti-wanti, meski proses hukum untuk anggota TNI berujung pada peradilan militer, namun peradilan tersebut kini telah menjunjung tinggi azas transparansi.
Kronologi
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Jemi Trisonjaya menjelaskan, awalnya tiga perwira Paskhas remaja, yakni Lettu MP, Letda AJ, dan Letda IH diperintahkan atasan untuk membina Yudha yang terjerat persoalan utang-piutang.
Ketiga perwira remaja itu kemudian menanyakan kepada Yudha. Menurut ketiga senior itu, jawaban Yudha berbelit-belit. Ketiganya kemudian menghukum Praka Yudha dengan mengurungnya di dalam salah satu barak.
Yudha sempat kabur melalui kaca nako, namun ketiga seniornya berhasil mengamankannya dan mengembalikannya ke dalam barak.
Sekitar pukul 11.05 WIB, Yudha meminta izin ke kamar mandi. Setelah disetujui, AJ mendampingi Yudha.
Di kamar mandi, AJ merasa Yudha lama sekali di dalam karena sudah hampir 10 menit tidak kunjung keluar. AJ menuturkan, Yudha tiba-tiba keluar dari kamar mandi sambil berlari dan menabraknya.
AJ sempat bertanya apakah aksi itu merupakan serangan kepadanya. Yudha menampik ha itu. Yudha kemudian berteriak ingin bunuh diri sambil menusukkan pisau komando ke tubuhnya sendiri.
"Kemudian Letda AJ berteriak meminta bantuan ke anggota yang berada di luar barak dan segera dievakuasi ke RSAU Lanud Abdulrachman Saleh," ujar Jemi. Namun, nyawa Yudha tidak tertolong.
Jemi mengatakan, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto telah menyampaikan maaf dan duka mendalam bagi keluarga Yudha.
kompas.com
0 Response to "Jenazah Praka Yudha Diotopsi untuk Kepastian Dibunuh atau Bunuh Diri"
Posting Komentar