Anak muda lebih sering umbar privasi di media sosial

Kaspersky baru saja merilis hasil survey yang berkenaan dengan kebiasaan umum pengguna internet. Dalam survei bertajuk "My Precious Data: Stranger Danger", menemukan bahwa para pengguna internet selalu mengumbar privasinya terutama di media sosial.

Survei itu menunjukkan mayoritas pengguna sekitar 93 persen berbagi informasi secara digital dengan 70 persennya berbagi foto serta video anak-anak mereka. Tak hanya foto dan video anak-anak mereka saja, melainkan pula 45 persen berbagai video serta foto-foto pribadi yang sensitif kepada orang lain.

Dari responden yang mereka survei, ditarik kesimpulan bahwa sejumlah besar informasi pribadi milik mereka dapat dengan mudah diakses oleh orang asing. Ini tak lain lantaran terlalu gamblangnya mereka terhadap data-data yang bersifat pribadi.

Menariknya survei ini menunjukkan bahwa anak muda yang paling mungkin untuk berbagi foto pribadi dan sensitif tentang diri mereka dengan orang lain – 61 persen dari mereka yang berusia 16-24 mengakui membagi data pribadi, dibandingkan hanya 38 persen dari usia di atas 55 tahun.

"Mengungkapkan data penting dan sensitif kepada orang lain, itu berarti Anda menyerahkan kendali atas data tersebut, karena Anda tidak dapat memastikan kemana data dibagikan, dan bagaimana penggunaannya. Pengguna secara harfiah menyerahkan data berharga mereka, dan bahkan perangkat dimana data tersebut tersimpan, di tangan orang lain," ujar Andrei Mochola, Head of Consumer Business di Kaspersky Lab melalui keterangan resminya, Senin.

Statistik Kaspersky tentang perilaku sharing di media sosial ©2017 Merdeka.com

Berdasarkan data dari survei itu, hampir setengah atau 44 persen menjadikan data milik mereka dapat diakses publik, tetapi begitu data masuk ke ranah publik, maka data tersebut dapat dibagikan secara luas bahkan melampaui kendali pemiliknya.

Satu dari lima pengguna internet mengakui bahwa mereka berbagi data-data sensitif dengan orang yang tidak mereka kenal baik, dan dengan orang asing, sehingga membatasi kemampuan mereka dalam mengendalikan bagaimana data sensitif mereka digunakan.

Hal ini berarti, pengguna mengekspos diri mereka kepada pencurian identitas atau serangan finansial dengan membagikan rincian keuangan dan pembayaran 37 persen, pemindaian paspor, surat ijin mengemudi dan dokumen pribadi lainnya 41 persen atau kata sandi 30 persen.

"Meskipun benar-benar tidak realistis untuk mengharapkan pengguna internet berhenti berbagi foto, informasi pribadi dan informasi lainnya satu sama lain, kami mendorong pengguna untuk berpikir dua kali sebelum mereka berbagi informasi penting secara terbuka untuk umum. Kami juga mendorong semua pengguna Internet untuk menerapkan langkah-langkah keamanan untuk melindungi data mereka, dan privasi mereka, jika perangkat atau data mereka jatuh ke tangan yang salah," kata Mochola. [idc]

merdeka.com

loading...

Related Posts :

0 Response to "Anak muda lebih sering umbar privasi di media sosial"

Posting Komentar

loading...