Phnom Penh, -
Kepolisian Kamboja hingga kini tidak mengungkapkan apakah akan menuntut James Ricketson, pembuat film asal Australia yang ditahan dalam pada akhir pekan lalu di Phnom Penh.
Polisi memberikan alasan yang berbeda-beda dalam penangkapan Ricketson, mulai dari tuduhan spionase, tinggal secara tidak sah di negara tersebut serta menerbangkan drone tanpa izin.
Petugas yang ditemuai di markas besar Kepolisian Kota Phnom Penh menolak mengklarifikasi situasi ini, Selasa.
"Kami sedang menangani kasus ini," kata seorang perwira senior polisi imigrasi kepada ABC.
Dia menolak untuk menjelaskan atau mengidentifikasi dirinya.
Namun laporan media setempat menunjukkan perwira ini adalah Kolonel Chea Chettra. ABC mendapatkan informasi bahwa dia yang menangani kasus Ricketson.
Menurut hukum Kamboja, tersangka hanya dapat ditahan selama 72 jam sebelum dikenai hukuman.
Ricketson tetap ditahan di Toul Kouk, Phnom Penh, Selasa malam, meskipun masa penahanan legal telah berakhir.
Seorang petugas polisi imigrasi Kamboja menyatakanRicketson ditangkap karena menerbangkandrone dalam salah satu demo politik di Kamboja.
Alasan Penangkapan
Tidak jelas mengapa polisi Kamboja menangkap Ricketson.
Artikel di suratkabar yang sealan dengan pihak partai penguasa Kamboja mengutip pejabat imigrasi Lou Rabo dan wakil kepala unit kejahatan Kota Phnom Penh, Tey Visal. Keduanya mengatakan bahwa Ricketson ditangkap karena menerbangkan drone atau pesawat tanpa awak pada sebuah demonstrasi politik pada Jumat pekan lalu.
Namun, pejabat imigrasi yang sama, Lou Rabo, mengatakan alasan berbeda kepada suratkabar berbahasa Inggris The Cambodia Daily.
"Foto-foto yang diunggah online ke Government Fresh News tampaknya menunjukkan bahwa Ricketson mengoperasikan pesawat tanpa awak di kerumunan juru kampanye CNRP, namun Rabo membantah bahwa penangkapan tersebut dpicu oleh hal ini," tulis The Cambodia Daily.
Suratkabar tersebut melaporkan bahwa polisi meminta Ricketson menunjukkan paspornya dan "dia tidak memilikinya".
"Ini berarti dia tinggal di Kamboja secara tidak sah," kata Rabo seperti dikutip The Cambodia Daily.
Lebih membingungkan lagi, Khmer Times mengutip polisi yang mengatakan bahwa orang Australia itu telah dibebaskan.
"Setelah ditangkap dan diinterogasi, dia dibebaskan oleh jaksa karena Kamboja belum memiliki undang-undang untuk menghukum mereka yang memotret di daerah terlarang," kata Tey Visal, dari unit kejahatan Kota Phnom Penh.
Laporan pembebasan Ricketson itu tidak akurat.

James Ricketson hingga kini masih berada di tahanan polisi.
Kontroversi
Ricketson dikenal di ibukota Kamboja karena banyak membantu keluarga miskin.
Postingan Facebook terbarunya berupa foto pemulung di tempat pembuangan sampah Phnom Penh, yang dia kunjungi untuk menyumbangkan makanan.
Tapi Ricketson juga seorang yang kontroversial, dan terlibat perseteruan panjang dengan organisasi dan individu, seperti digambarkan dalam blognya dan di pengadilan.
Pada tahun 2014, dia dikenai denda $ 2.000 dan diberi hukuman dua tahun penjara karena penghinaan, gara-gara perselisihannya dengan gereja Brisbane yang bekerja di Kamboja.
Pada bulan Desember, Ricketson diperintahkan membayar denda dan ganti rugi $ 4.900 karena memfitnah organisasi anti-pedofil Action Pour Les Enfants.
Baru-baru ini, blognya fokus pada perselisihan yang telah berlangsung lama dengan Screen Australia, terkait dengan kuota ekuitas gender untuk pendanaan mereka.
Postingan blog dari tahun 2013 mengatakan bahwa dia sedang mengerjakan film dokumenter tentang Sam Rainsy, pemimpin oposisi Kamboja yang melarikan diri dari negara tersebut karena tuduhan yang dianggap palsu.
Kedutaan Australia mengetahui kasus penangkapan ini.
"Departemen Luar Negeri dan Perdagangan memberikan bantuan konsuler, sesuai dengan ketentuan Layanan Konsuler kepada seorang pria Australia yang ditahan di Kamboja," kata juru bicara DFAT.
Diterbitkan 7 Juni 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari berita ABC News.
detik.com
0 Response to "Dituduh Mata-mata, Warga Australia Ditangkap di Kamboja"
Posting Komentar