Wina - Belum sah perjalanan anda ke Austria jika belum singgah ke Danau Hallstatt. Nama Hallstatt memang populer, dalam kamus traveler dunia.
Kawasan yang masuk dalam warisan dunia dari Unesco ini terletak di bagian barat Austria. Dari kota Wina, Hallstatt bisa dicapai dengan kereta sekitar 5 jam perjalanan.
Foto: Tim Jazirah Islam di Wina, ibu kota Austria |
Danau Hallstatt menyajikan pemandangan yang sangat menakjubkan. Selain itu Desa Hallstatt juga tak kalah menarik. Terletak di antara pegunungan, membuat wisatawan bisa bebas menikmati segarnya udara di kawasan ini.
Tim Jazirah Islam kembali melanjutkan perjalanan mencari kisah muslim dari negeri Mozart.
Ia adalah Gernot Galib Stanfel, pria kelahiran Austria yang memeluk Islam lebih dari 25 tahun silam. Islam mengetuk hati Galib melalui musik. Darah seni yang mengalir dalam denyut Galib, justru membawanya kepada hidayah Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
"Ratusan tahun lalu di beberapa negara Islam, mereka mencoba menyembuhkan orang sakit dengan musik. Sementara di sini pada waktu itu masyarakat memperlakukan orang sakit dengan sangat kejam. Saya kagum apa yang membuat agama ini memiliki filosofi yang berbeda. Itulah sebabnya saya menjadi semakin penasaran," tutur Gernot.
Di Wina, Galib tak hanya dikenal sebagai ahli terapi dengan alat musik dari negara muslim. Tapi ia juga seorang pengajar kesenian muslim, di sebuah universitas yang khusus mempersiapkan para guru, untuk sekolah-sekolah muslim di Eropa.
Menurut sejarah, salah satu pencetus terapi musik adalah ilmuwan Islam bernama Al-Kindi atau Al-Kindus. Ia adalah seorang ilmuwan jenius di bidang kedokteran, pada masa kekhalifahan Abbasiyah.
Selain itu , ahli kedokteran muslim Ibnu Sina dan Al –Farabi, juga memberi pengaruh terhadap keberadaan terapi musik.
Masa gemilang terapi musik kemudian berkibar kembali di masa Turki Ottoman . Pada saat itu, para ahli kedokteran Islam di Universitas Cerrahpasa Istanbul, mulai mengembangkan efek musik untuk pikiran dan badan manusia.
Di rumah inilah, Galib melakukan terapi musik kepada para pasiennya. Ruangan mungil ini menjadi tempat, dimana Galib mulai memainkan alat musik untuk menyembuhkan para pasien.
"Saya merasa sangat luar biasa, seluruh badan saya terbebas dan tenang. Seperti ada sebuah aliran yang menekan mulai dari bagian perut terus hingga ke bagian kepala, dan saya juga merasa tekanan di bagian kepala saya juga menghilang," tutur Ameen, pasien terapi musik Galib.
Selama 20 tahun, Ameen menderita kelumpuhan otot dan terus mengkonsumsi obat-obatan kimia serta menjalani 14 kali operasi. Setelah memutuskan menjadi seorang muslim 5 tahun silam, Ameen akhirnya mencoba terapi musik muslim untuk menyembuhkan penyakitnya. Alhamdulillah… , kini Ameen berangsur pulih dan terlepas dari ketergantungan terhadap obat kimia.
Tidak semua alat musik bisa digunakan untuk terapi. Hanya alat yang mampu menyamai nada yang dikeluarkan oleh manusia, yang bisa dipakai untuk menyembuhkan pasien. Di antaranya adalah ney atau flute turki, rebab, gitar oud, serta beberapa alat musik tradisional dari Arab atau Persia.
Apakah terapi musik Islami adalah salah satu cara Anda untuk menyebarkan gambaran positif tentang Islam?
![]() |
"Saya pikir kita harus menunjukkan kepada seluruh orang bahwa Islam punya berbagai kebaikan untuk orang banyak. Tidak hanya tentang ibadah inti, tapi Islam juga mencakup gaya hidup. Dan juga saya pikir Islam adalah agama yang universal," jawab Galib.
Bagi Galib, Islam tak hanya menjadi sebuah agama. Tapi Islam telah menjelma menjadi sumber kehidupan, di mana aturan hidup dan ilmu pengetahuan berpadu apik dalam keseharian.
Semoga muslim Austria dan di seluruh dunia semakin istiqamah, menjadi muslim yang lebih baik. Amin ya Robbal Alamin.
Saksikan perjalanan memotret kisah muslim Austria dalam program "Jazirah Islam" di TRANS 7 pada Senin 19 Juni 2017 pukul 15.00 WIB.
detik.com
0 Response to "Hidayah Islam Mengetuk Hati Pria Austria Melalui Musik"
Posting Komentar