Jakarta - Selalu ada yang baru setiap kali penulis geser lokasi mesjid jami' keliling iktikaf dalam sepuluh hari terakhir Ramadan 1438 Hijriah. Kesan kuat ini pula yang terasa begitu menginjakkan kaki di Masjid Darul Ihsan pada komplek Telkom Corporate University, Jl Gegerkalong Hilir No 47, Kota Bandung, Ahad, 23 Ramadhan/18 Juni 2017.
Mesjid yang diresmikan CEO Telkom Group Arief Yahya, kini Menteri Pariwisata, pada 23 Oktober 2014 ini, sejatinya menawarkan konten berbeda yakni fokus kajian akhir zaman dengan dipadukan pelbagai fasilitas mumpuni bagi para jemaah.
Foto: Suasana iktikaf di Masjid Darul Ihsan Bandung |
Kita mulai dengan fasilitas dulu. Sepanjang pengalaman memburu lailatul qodar, baru masjid ini yang menyediakan air mineral botol, kopi sachet, snack kue basah, hingga makan sahur yang bisa mudah diakses jemaah.
![]() |
Bila biasanya air mineral gelas dan atau dispenser beberapa unit, maka masjid di dalam komplek pusat pendidikan dan pelatihan utama PT Telkom ini, nyata memanjakan dengan porsi lebih besar dan banyak.
Semuanya disimpan di depan ruang serbaguna, termasuk kopi sachet yang bisa dibuat sendiri, dan kemudian jangan lupa bawa snack kue basah di meja tempat penitipan sepatu dan sandal.
Lalu, masuklah ke masjidnya di lantai dua, yang selain berukuran lega, juga dihampari karpet kelir merah yang tebal dan nyaman diduduki. Pendingin udara ada di sisi kanan-kiri, namun udara dan angin dingin khas Geger Kalong, membuat mesin itu tak perlu.
Jejakkan kaki di hamparan karpet merujuk kiblat yang ditandai lafaz Allah di depan mimbar. Jangan lupa, karena milik BUMN telekomunikasi, wide fidelity repeater terpampang jelas di atap tempat salat para akhwat di lantai tiga.
![]() |
Kajian Akhir Zaman
Dauroh akhir zaman sendiri diberikan hampir di tiap sesi tausiah kepada para mu'takif, baik pagi, siang, maupun malam hari. Umpama alert system, terus digaungkan tema akhir zaman setiap detak.
Dengan pamateri utama yakni Ustaz Muhammad Ihsan Tanjung dan Ustaz Roni Abdul Fattah dari Pusat Kajian Akhir Zaman, maka tema seputar ini teruslah digeber: Dajjal, Fitnah Akhir Zaman, Nabi Isa As, dan seputaran itu.
Spesifiknya, kajian dipartisi beberapa subtema. Antara lain, misalnya, "Boleh Jadi Kiamat Sudah Dekat", "Mewaspadai Keluarnya Fitnah Al-Masih Ad Dajjal", "Mewaspadai Fitnah Sistem Ad Dajjal", "Menyambut Tampilnya Al-Mahdi", "Turunnya Isa AS", dan "Konflik Abadi dan Hakiki Sepanjang Masa".
Ada pula tema lain tak kalah menarik seputar kajian Quran dari kiai sekaligus ilmuwan kitab suci sohor di Kota Bandung, KH Dr Saeful Islam Mubarak, Lc, M.Ag. Namun sekali lagi, pada jadwal 15-24 Juni 2016, tema akhir zaman ini lebih dominan.
Bagi penulis, hal ini selain menambah khazanah betapa horizon dan luasnya rentang aktivitas 10 hari di Parijs van Java ini, juga memang meneguhkan pentingnya Muslim selalu ingat kematian.
Bahkan sematan Muslim cerdas, dalam banyak hadis, bukan ditujukan kepada mereka dengan penguasaan ilmu agama luhung dan banyak. Justru lebih ditujukan kepada mereka yang selalu ingat kematian, sehingga perbanyak amal sekaligus reduksi dosa-maksiat secara berkelanjutan.
Dan, kiranya itu pula yang membuat qiyamulail dan witir --dimulai pukul 02.30 hingga 04.00-- pada malam ke-23 Ramadan semalam, lebih banyak dibacakan surat dan ayat terkait kiamat.
![]() |
Contohnya pada dua rakaat pertama, sang imam yang hafiz, fasih membacakan surat At-Thur, yang banyak ayatnya menceritakan pedihnya siksaan yang akan terjadi pada hari kebangkitan dan pembalasan.
Namun fragmen kedua surat ini juga menjanjikan kebahagian pada mereka yang ingat mati dan kiamat ini dengan menjaga iman dan beramal saleh. Contohnya makanan dan fasilitas di surga, ketenangan hati, hingga diangkatnya derajat keturunan kita jika orangtua tercatat sebagai ahlultaqwa. Jadi, tak semata ancaman, namun seimbang dengan proyeksi reward terbaik-Nya.
![]() |
Rakaat berikutnya dibacakan An-Naim dengan langgam syahdu dan tenang yang mengingatkan penulis pada gaya qori' dunia, Abdurrahman As-Sudais. Seraya membuka apps Quran Digital dari Muslim Pro, penulis merasa kian bergetar hati mendengar kilasan ayat pada surat Bintang ini.
"Oleh karena itu tinggalkanlah orang-orang kafir yang menentang Alquran dan hanya memikirkan kehidupan dunia itu. Mereka kemudian ditimpa azab yang besar. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu ragukan Hari kiamat telah dekat. Tidak ada yang mengetahui waktu terjadinya selain Allah."
Darul Ihsan malam itu: Representatif fasilitasnya, menggetarkan pesan moralnya....
*) Muhammad Sufyan Abdurrahman, Dosen Digital Public Relations Telkom University.
detik.com
0 Response to "Iktikaf yang Fokus Bahas Akhir Zaman di Darul Ihsan Bandung"
Posting Komentar