JAKARTA, - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, selain bergabung dalam kelompok teroris, ada juga segelintir orang yang beraksi sendiri untuk melakukan aksi teror
Mereka dikenal sebagai lone wolf atau aksi perorangan yang terpapar ideologi radikal dan beraksi layaknya teroris. Umumnya, kata Tito, mereka belajar cara merakit bom atau merencanakan penyerangan melalui internet.
"Mereka leaderless, mereka hanya baca internet dan terinspirasi," ujar Tito di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Senin.
Tito menyebut kasus pengibaran bendera ISIS di Polsek Kebayoran Lama dan penusukan polisi di Masjid Falatehan termasuk aksi lone wolf.
Karena mereka mendapatkan pengaruh radikal dari internet, maka perlu adanya penangkal radikal yang kuat di dunia maya.
"Menghadapi lone wolf ini yang harus diperkuat yakni kemampuan siber untuk mendeteksi website radikal dan chatting radikal, juga komunikasi radikal," kata Tito.
Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, memiliki tanggung jawab untuk menyosialisasikan program kontraradikal agar masyarakat tidak terpapar paham aliran tersebut.
Sementara itu, untuk penguatan siber merupakan tanggung jawab penegak hukum dibantu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
"Saya katakan perlu dibentuk kekuatan siber yang ada di Kemenkominfo, Polri, TNI, BIN, harus diintegrasikan untuk melawan yang menyebarkan paham radikal di internet," kata Tito.
Menurut Tito, banyak teroris yang terinspirasi dengan Aman Abdurrahman, pimpinan Jamaah Ansharut Daulah yang tengah menjalani masa hukuman di Nusakambangan.
Meski Aman terisolasi, ilmu yang dia miliki dan ajarannya sudah beredar luas di internet.
"Tulisan yang dia buat menginspirasi yang lain. Diviralkan oleh pengikutnya. Tapi dia tidak langsung berhubungan," kata Tito.
kompas.com
0 Response to "Kapolri Sebut Teroris "Lone Wolf" Bisa Dilawan dengan Kekuatan Siber"
Posting Komentar