JAKARTA, - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berangkat ke Balai Kota dengan menggunakan taksi, Jumat pagi. Djarot turun di depan pagar Balai Kota dan berjalan kaki menuju pendopo Balai Kota.
Belum sampai di pendopo, Djarot sudah dihampiri seorang nenek berkerudung biru. Nenek tersebut membawa kertas-kertas dan menunjukannya kepada Djarot.
"Ada apa? Ibu ada apa?" tanya Djarot.
Nenek yang bernama Fatimah itu menjelaskan bahwa mantan suaminya kini dalam kondisi sakit dan tidak ada yang merawat. Fatimah memperlihatkan foto mantan suaminya kepada Djarot dan menjelaskan kondisinya.
Selain itu, Fatimah juga meminta rusun kepada Djarot.
"Ini kalau diizinkan biar dirawat saja di panti, biaya kami bantu," ujar Djarot.
Djarot meminta izin kepada Fatimah agar mantan suaminya dirawat di panti jompo.
"Nomor handphone-nya berapa? Kasih ke Pak Putra ya," ujar Djarot.
"Rusunnya bagaimana Pak?" tanya Fatimah.
"Ini dulu yang penting dibawa ke panti karena kalau rusun banyak yang antre," jawab Djarot.
Setelah itu, Djarot kembali berjalan ke arah pendopo. Sambil jalan, Djarot mendengar keluhan beberapa warga yang datang ke Balai Kota.
Pengaduan di Balai Kota memang diubah sejak Djarot menjadi Plt Gubernur DKI Jakarta. Pengaduan ala Djarot ditangani oleh PNS-PNS dan disesuaikan dengan bidang permasalahanya.
Djarot tidak perlu melayani sendiri pengaduan itu satu per satu. Saat datang ke Balai Kota, dia hanya berkeliling sebentar ke meja-meja pengaduan untuk mengecek pelayanannya.
Adapun pada hari ini Djarot menggunakan taksi ke Balai Kota untuk mengikuti Instruksi Gubernur Nomor 150 tahun 2013 tentang Penggunaan Kendaraan Umum bagi PNS DKI. PNS dilarang membawa kendaraan pribadi pada Jumat pertama setiap bulan.
kompas.com
0 Response to "Turun dari Taksi, Djarot "Diadang" Seorang Nenek di Balai Kota"
Posting Komentar