Imbal Hasil ORI 014 Terendah Sepanjang Sejarah - Bisnis

Jakarta - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menetapkan tingkat imbal hasil atau kupon Obligasi Ritel Indonesia seri 014 sebesar 5,85 persen per tahun. Tingkat imbal hasil ini merupakan kupon terendah sepanjang sejarah penerbitan ORI sejak 2006.

"ORI 014 dengan tingkat kupon 5,85 persen per tahun memang turun cukup dalam dibandingkan penerbitan ORI sebelumnya," kata Direktur Jenderal PPR Kemenkeu, Robert Pakpahan saat Konferensi Pers di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat.

Dari data DJPPR, selama penerbitan ORI sejak 2006, baru tahun ini atau ORI 014 yang menawarkan tingkat imbal hasil di kisaran 5 persen atau tepatnya 5,85 persen per tahun. Di tahun lalu, dengan penerbitan ORI 013, pemerintah menjual obligasi tersebut dengan tingkat kupon 6,60 persen per tahun. Sedangkan ORI 012 di 2015 dijual dengan imbal hasil 9 persen per tahun.

Kupon tertinggi pernah ditawarkan pemerintah pada ORI 001 di 2006 sebesar 12,05 persen, ORI 002 sebesar 9,28 persen, ORI 003 sebesar 9,4 persen, ORI 004 sebesar 9,5 persen, ORI seri 005 ditawarkan 11,45 persen.

Kemudian kupon ORI seri 006 kembali turun sebesar 9,35 persen, ORI 007 sebesar 7,95 persen, ORI 008 sebesar 7,3 persen, ORI 009 sebesar 6,25 persen, ORI 010 sebesar 8,5 persen, dan seri 011 pada 2014 dijual dengan imbal hasil 8,5 persen per tahun.

Menurut Robert, perhitungan tingkat imbal hasil di ORI 014 sebesar 5,85 persen per tahun mengacu pada realisasi imbal hasil lelang Surat Berharga Negara FR031 dengan jatuh tempo 3 tahun sebesar 5,8 persen. Tenor 5 tahun seri FR061 pada 26 September ini dijual dengan imbal hasil 5,9 persen. Tenor 10 tahun berkisar 6,2 persen-6,3 persen per tahun.

"Faktanya tren penurunan suku bunga, SBN dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan yield atau imbal hasil 60 basis poin. Di pasar sekunder, imbal hasil tenor SBN 10 tahun turun 168,5 basis poin. Jadi memang trennya menurun," jelas Robert.

Dia memperkirakan, tingkat imbal hasil atas surat utang atau obligasi di negara lain bakal terus terseret ke bawah sampai akhir tahun dan di tahun berikutnya dengan berbagai faktor.

"Walaupun Fed Fund Rate naik, tapi suku bunga acuan Bank Indonesia turun karena perekonomian Indonesia kuat, defisit dan utang pemerintah cukup rendah, inflasi diperkirakan di bawah 4 persen," ujarnya.

"Kalau inflasi 3,7 persen-3,8 persen, tidak mungkin imbal hasilnya 6 persen. Sekarang trennya tingkat bunga rendah. Jadi 5,85 persen, saya pikir masih menarik investor lah," pungkas Robert.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

liputan6.com

loading...

Related Posts :

0 Response to "Imbal Hasil ORI 014 Terendah Sepanjang Sejarah - Bisnis"

Posting Komentar

loading...