JAKARTA, - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto membenarkan adanya pelatihan anggota Brimob Polri yang menggunakan senjata pelontar granat infanteri.
Sebelumnya, viral video yang menampilkan sekelompok anggota Brimob bergantian melontarkan granat berbentuk roket di kawasan perbukitan. Senjata tersebut bisa melontarkan amunisi dengan jarak yang cukup jauh dan meledak begitu menyentuh target.
Setyo mengatakan, senjata tersebut merupakan alat-alat lama yang digunakan semasa Polri masih bergabung dengan ABRI.
"Itu cuma untuk pengenalan senjata. Tidak kita gunakan," ujar Setyo di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat.
Setyo mengaku dirinya juga pernah berlatih dengan senjata itu. Bahkan, Brimob Polri juga diajarkan bagaimana melempar granat dan mortir. Senjata-senjata tersebut, kata dia, saat ini ditempatkan di Pusat Pendidikan Brimob Polri.
Menurut dia, Brimob juga harus mengerti penggunaan senjata yang ada, meski tidak digunakan untuk bertugas. Penggunaan senjata sebagaimana ditayangkan video itu semata untuk perkenalan cara penggunaannya. Senjata tersebut tak lagi aktif digunakan Polri sejak Polri lepas dari ABRI.
"Jadi Brimob itu harus mengenal ini senjata apa, senjata apa. Ada senapan mesin ringan, ada senapan runduk atau sniper, ada namanya pelontar granat atau mortir. Di Brimob sendiri masih ada namanya mortir 6, mortir 8," kata Setyo.
"Tapi sudah tidak banyak. TNI juga tahu, Panglima TNI juga tahu itu," lanjut dia.
Setyo mengatakan, saat ini standar senjata yang digunakan Polri sejenis G2 untuk melumpuhkan lawan, bukan senjata serbu. Senjata-senjata untuk berperang, kata dia, kini hanya dimiliki TNI.
"Kalau dikatakan untuk nembak helikopter, enggak ada," kata dia.
kompas.com
0 Response to "Viral Video Brimob Gunakan Mortir, Polri Sebut Hanya untuk Pengenalan Senjata"
Posting Komentar