Karangasem - Gempa-gempa masih terjadi dari aktivitas Gunung Agung. Gempa tersebut, terutama tektonik lokal, menandai energi magma yang bergerak menghancurkan patahan yang labil.
"Magma itu keluar bukan terpisah-pisah, tapi satu kesatuan dan masif bergeraknya. Dia terus mencari celah rapuh untuk keluar," kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil di Pos Pengamatan Gunung Agung, Rendang, Karangasem, Bali, Minggu.
Devy kemudian menjelaskan gempa tektonik lokal terjadi karena struktur patahan hancur oleh pergerakan magma. Patahan-patahan yang hancur merupakan patahan yang labil untuk bergerak sehingga teraktivasi oleh tekanan magma.
"Makanya terjadi gempa terasa sedemikian banyak. Terbayang tidak berapa banyak magma yang bergerak?" ujar Devy.
Dijelaskan oleh Devy, jumlah gempa tektonik lokal dan kekuatannya mengindikasikan adanya 15 juta meter kubik magma yang bergerak. Namun angka itu bukan keseluruhan dari volume magma yang berada di dalam Gunung Agung.
"Estimasi analisis kita sudah ada lebih dari 15 juta meter kubik magma yang bergerak. Itu hanya material yang menghasilkan gempa. Lebih dari itu yang kita dapat tapi bukan merepresentasikan volume seluruh magma," ucap Devy.
Angka tersebut didapatkan dari konversi magnitude gempa tektonik lokal yang berasal dari Gunung Agung. Sehingga PVMBG mampu menganalisa kekuatan dari tekanan magma di dalam perut gunung.
"Magnitude itu akan bisa mengestimasi berapa jumlah energi yang bisa kita kumpulkan atau hasilkan. Energi yang dihasilkan untuk menciptakan gempa-gempa itu sekitar 15 juta meter kubik," ungkap Devy.
detik.com
0 Response to "Gempa Gunung Agung, Tanda Energi Magma 15 Juta Meter Kubik"
Posting Komentar