Pemkab Sumba Timur: Teror Belalang Bukan karena Rusaknya Lingkungan

Jakarta - Pakar ilmu lingkungan menyatakan kejadian wabah belalang di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT, bukan bencana alam. Meledaknya populasi belalang menjadi tanda rusaknya lingkungan oleh faktor manusia. Namun Pemerintah Kabupaten Sumba Timur membantah hal itu.

"Tidak ada kaitan dengan kerusakan lingkungan karena kejadian ini sudah puluhan tahun lalu," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur Johanis Hiwa Wunu kepada detikcom, Jumat.

Menurut Johanis, hama belalang menyerang Sumba Timur jauh sebelum ada pabrik-pabrik pertanian di wilayah itu. Dia mengaku Sumba Timur tidak memiliki wilayah pertambangan, melainkan hanya pabrik pertanian.

"Yang ada hanya pabrik pertanian, tetapi bukan karena pabrik penyebab adanya serangan belalang," kata Johanis.

Dia menambahkan saat ini hama belalang masih menyerang perumahan warga. "Di lahan pertanian warga sudah berkurang, tetapi di perkampungan warga masih banyak," ucap Johanis.

Baca juga: Pakar: Teror Belalang Kembara Akibat Intervensi Manusia

Sebelumnya, pakar ilmu lingkungan dari Universitas Sebelas Maret Prabang Setyono menyatakan kejadian itu bukan bencana alam. Meledaknya populasi belalang menjadi tanda rusaknya lingkungan oleh faktor manusia.

"Orang mengatakan ini sebagai bencana alam. Kalau saya mengatakan ini adalah bencana lingkungan," kata Prabang kepada detikcom.

Dia membedakan bencana alam dengan bencana lingkungan. Bencana alam adalah fenomena saat alam mencari kestabilan baru tanpa intervensi manusia dan dampaknya dirasakan manusia, misalnya gempa bumi, gunung meletus, dan tsunami. Sedangkan bencana lingkungan punya latar belakang campur tangan manusia.

"Ada intervensi manusia, kemudian akibatnya terakumulasi. Proses akumulasinya agak panjang, dan akhirnya muncul bencana seperti saat ini," kata Prabang.

Meledaknya populasi belalang dinilai sebagai akibat ekologi yang rusak. Keseimbangan lingkungan yang terganggu memunculkan dorongan populasi belalang. Aktivitas manusia dalam lingkungan hidup berpengaruh terhadap terganggunya keseimbangan lingkungan, yang bisa berwujud aktivitas pertambangan dan kegiatan yang menyertainya.

"Yang dulu hutan kemudian dibabat. Ketidakstabilan ekologi terjadi dan memicu populasi belalang," ujar dia.

Teror belalang ini harus diatasi segera. Soalnya, serangan belalang bisa mengakibatkan kerawanan pangan. Terbukti, saat ini sudah ada 2 hektare sawah yang diserang belalang.

"Sifat belalang ini oportunis. Ketika ada sumber daya melimpah di suatu tempat, mereka akan memanfaatkan sumber daya itu. Mereka memakan daun-daun. Otomatis bila jutaan belalang menyerang tanaman pangan, ya habis itu. Wabah ini bagian dari bencana lingkungan," tuturnya.

detik.com

loading...

Related Posts :

0 Response to "Pemkab Sumba Timur: Teror Belalang Bukan karena Rusaknya Lingkungan"

Posting Komentar

loading...