Kalah dari Malaysia, RI hapus hambatan perdagangan dengan Turki

Pemerintah sepakat untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Turki. Hal ini ditunjukkan dengan menghilangkan hambatan perdagangan berupa penghapusan bea masuk impor dan bea keluar ekspor untuk beberapa komoditas.

"Nilai perdagangan kita dengan Turki 2016 mencapai USD 1,3 miliar dan kita surplus sekitar USD 700 jutaan tapi kita turun pada 2016 sekitar 14 persen dan di sisi lain Malaysia meningkat 49,11 persen. Salah satu penyebab menurunnya ekspor ke Turki adalah bea masuk yang diterapkan," ujar Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dikutip Antara, Jumat.

Mendag Enggar membandingkan volume perdagangan Turki-Malaysia yang meningkat signifikan karena sudah adanya perjanjian FTA antara kedua negara itu sehingga keduanya sudah membebaskan tarif perdagangan untuk komoditas yang disepakati termasuk CPO.

"Diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama kita akan mengupayakan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan kita sudah menyepakati dan dimulai dengan 'trade in goods' dulu," katanya.

Dia yakin jika hal ini bisa diterapkan maka volume perdagangan dua negara akan bisa meningkat pada tahun 2018. Apalagi, katanya, dari sisi hubungan bilateral kedua negara sangat dekat dan memiliki sejarah persahabatan yang sudah sangat lama.

"Dalam forum bisnis kemarin pelaku usaha di Turki sangat tertarik untuk memperbesar investasi bagi yang sudah masuk dan bagi yang belum sangat tertarik untuk masuk," tegasnya.

Namun, dia mengaku sampai saat ini masih ada beberapa keluhan yaitu bea masuk dan bea keluar yang tinggi untuk sejumlah komoditas yang keluar dan masuk di dua negara. "Itu yang akan kita selesaikan segera," kata Enggar.

Penghapusan bea masuk hingga nol persen, tambahnya, sangat mungkin dilakukan. Untuk itu, pihaknya dalam waktu dekat akan menindaklanjuti dengan menyampaikan daftar komoditas yang akan dibebaskan untuk keluar dan masuk ke Turki. Hal yang sama pun akan dilakukan Turki kepada Indonesia yakni menyampaikan daftar komuditas yang akan dibebaskan tarifnya.

"Jadi nanti akan ada beberapa barang yang akan keluar dan masuk itu tidak terkena bea dari dua negara. Kita sepakati nanti antara kita dengan Turki," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rosan P Roeslani yang turut serta ke Turki dalam kunjungan tersebut menyambut baik negosiasi IT-CEPA yang dianggapnya sangat produktif dan menjadi terobosan berarti bagi dunia usaha.

Selama ini, ia mengatakan, dunia usaha khususnya di Indonesia terkendala tarif perdagangan yang membuat semakin tidak kompetitif.

"Tarif ini membuat kita tidak kompetitif, kalau ini bisa dihapuskan akan sangat membantu kami. Kita juga bisa meningkatkan volume perdagangan kemudian dunia usaha makin berkembang sehingga penyerapan tenaga kerja makin tumbuh. Ini dampaknya akan sangat luas," katanya.

Setelah bertemu dengan para pengusaha di Turki, Rosan mengatakan potensi kerja sama yang akan digarap dunia usaha di antaranya investasi di bidang power plant dan wisata bahari terutama pembangunan dermaga bertaraf internasional.

"Kita akan melihat potensi pembangunannya di beberapa titik seperti misalnya di NTB, NTT dan beberapa spot yang lain," katanya.

[sau]

merdeka.com

loading...

Related Posts :

0 Response to "Kalah dari Malaysia, RI hapus hambatan perdagangan dengan Turki"

Posting Komentar

loading...