Jakarta - Polisi berencana mempertemukan para pihak di kasus order fiktif Go Food. Mediasi ini dilakukan karena kasus ini punya biaya pidana yang lebih besar dari kerugian yang diderita.
"Kasus Go Jek ini, polisi membuka ruang agar mereka saling memaafkan. Karena kasus seperti ini biaya pidananya lebih besar dari kerugian yang diderita," kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo kepada detikcom, Senin malam.
Baca juga: Polisi akan Mediasi Kasus Order Fiktif Go Food, Julianto: Saya Siap |
Sebelum mediasi dilakukan, polisi akan menelusuri ID pemesan Go Food tersebut. Hal ini dilakukan karena belum ada pihak yang mengaku.
"Ya, jadi memastikan dulu. Nanti kita tracing ID-nya, kalau tidak dihack, berarti kan ada orang yang sudah berbohong," ujarnya.
Baca juga: Geger Teror Order Fiktif Go Food yang Diduga Dipicu Asmara |
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, ada indikasi kasus ini bermotif asmara. Oleh sebab itu, kasus ini tidak diupayakan selesai lewat jalur mediasi.
"Sudah dicari ceritanya seperti apa. Lalu muncul indikasi, mungkin saja ini karena masalah cinta. Kalau karena itu saja motivasinya, kan tidak pantas dijadikan urusan pidana. Orang jatuh cinta kan wajar. Menolak juga wajar," ujarnya.
Baca juga: Antara Arti, Julianto dan Dafi di Balik Teror Order Fiktif Go-Food |
Kasus order fiktif Go Food ini menjadi viral setelah kisahnya disebarkan lewat media sosial. Julianto dan Dafi berkali-kali dikirimkan order Go Food yang bukan dipesannya.
Keduanya menganggap orderan tersebut datang dari Sugiharti. Kepada detikcom, Sugiharti menolak disebut sebagai pemesan. Dia mengaku akses komunikasi dengan kedua pria tersebut telah terputus.
detik.com
0 Response to "Kasus Order Fiktif Go Food, Ini Pesan Polisi Soal Cinta Ditolak"
Posting Komentar