Sengkarut 'Senjata Ilegal', Pengamat: Apa Untungnya Gaduh Begini

Komarudin Hidayat
Yogyakarta - Cendekiawan Muslim, Komaruddin Hidayat, mengatakan perbedaan pendapat antarlembaga Pemerintah terkait isu penyelundupan 5 ribu senjata adalah bahasa elit. Semestinya para elit segera mengerem polemik, agar tidak membuat bingung rakyat.

"Itu bahasa elit kok, bahasa politik. Tidak menyangkut kepentingan orang banyak. Wacana itu harus kita bedakan, mana wacana yang nadanya elitis, politis, dan mana yang menyangkut orang banyak," kata Komaruddin, saat ditemui detikcom sesuai mengisi kuliah umum Mahasiswa Pascasarjana di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Senin.

Menyikapi kegaduhan yang terlanjur terjadi di masyarakat, menurut Komaruddin, para elit politik harus mendinginkan suasana. Bukan justru para elit memperuncing keadaan, apalagi isu penyelundupan senjata ini sudah menggelinding dan dikonsumsi publik.

"Semestinya para elit itu dalam batas tertentu harus ngerem. Jangan sampai kemudian masyarakat dibuat bingung oleh hal yang tidak produktif. Apa sih untungnya gaduh seperti sekarang ini?" papar mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut.

Meski begitu, Komaruddin menerangkan kegaduhan di negara yang menganut sistem demokrasi terbuka seperti Indonesia adalah hal yang wajar. Untuk menyelesaikan kegaduhan ini, menurutnya pemerintah cukup merujuk mekanisme pengadaan senjata sesuai undang-undang.

"Kalau tidak salah Pak Wiranto sudah mengklarifikasi, Kapolri juga sudah. Biarin saja," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, isu penyelundupan 5.000 senjata pertama kali mencuat saat Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, mengadakan pertemuan internal dan bukan untuk dipublikasikan. Namun isu ini akhirnya menggelinding bebas ke ranah publik.

Menanggapi isu tersebut Menkopolhukam Wiranto menyampaikan, apa yang diutarakan Gatot bermula dari miskomunikasi antarlembaga. Menurutnya, isu tersebut sebenarnya hanya pembelian 500 pucuk senjata buatan Pindad untuk sekolah intelijen BIN.

Kapolri, Jenderal Tito Karnavian, sebelumnya juga mengaku akan membeli 5 ribu unit senjata api jenis pistol bikinan PT Pindad. Pistol itu nantinya untuk kelengkapan polisi lalu lintas dan anggota Sabhara yang kerap menjadi sasaran serangan teroris.

senjata ilegal komaruddin hidayat

detik.com

loading...

Related Posts :

0 Response to "Sengkarut 'Senjata Ilegal', Pengamat: Apa Untungnya Gaduh Begini"

Posting Komentar

loading...