Barcelona - Polisi memaksa masuk ke tempat-tempat pemungutan suara untuk membatalkan referendum Catalonia. Bentrokan antara Polisi dan warga pun tak terhindarkan.
Dilansir Reuters, Senin, Polisi anti huru-hara secara paksa meminta para pemilih untuk pergi dari tempat pemilihan. Termasuk di antaranya wanita dan orang tua.
Pejabat setempat menyatakan lebih dari 460 orang terluka diakibatkan kekerasan pihak Kepolisian. Dari pihak Polisi sendiri dilaporkan ada 12 orang yang mengalami luka-luka.
Baca juga: Referendum Catalonia Ricuh, Polisi Tembakkan Peluru Karet |
Perwakilan pemerintah pusat untuk Catalonia, Enric Millo, dalam sebuah konferensi pers menyatakan apa yang dilakukan Polisi merupakan hal yang seharusnya dilakukan.
"Kami telah dibuat untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin kami lakukan," ujar Millo.
Referendum yang dinyatakan ilegal oleh pemerintah Spanyol tersebut disebut membuat Spanyol mengalami krisis konstitusional terburuk dalam beberapa dasawarsa terakhir. Referendum ini juga seakan memperburuk keretakan hubungan Madrid-Barcelona dalam beraba-abad.
Baca juga: Pakai Kapak, Polisi Spanyol Rangsek Masuk ke TPS Pemimpin Catalan |
Masih belum diketahui apa tindakan yang akan dilakukan pemerintah Catalonia. Sejauh ini telah banyak pemungutan suara terjadi. Sebuah hasil 'ya' mungkin saja terjadi, yang artinya Catalonia akan menjadi negara sendiri terpisah dari Spanyol.
Referendum serupa pernah digelar pada November 2014 dan hasilnya dinyatakan ilegal oleh pemerintah pusat di Madrid. Saat itu hasil referendum menunjukkan mayoritas warga Catalonia ingin berpisah dari Spanyol, namun suara mereka dinyatakan 'non-representatif'.
detik.com
0 Response to "Referendum Catalonia Memanas, 460 Warga dan 12 Polisi Luka-luka"
Posting Komentar