Bangkalan - Nyali Ahmat Fauzi tiba-tiba menciut. Dia kabur meninggalkan rumahnya, sembunyi entah di mana. Padahal sebelumnya, Kepala Desa Perreng, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan itu mengancam polisi dengan mengacungkan celurit.
Sikap Fauzi yang dianggap melawan aparat itu ditunjukkan saat penyidik mendatangi rumahnya di Dusun Kemidan untuk melayangkan surat pemanggilan pemeriksaan pada Minggu, 22 Januari 2017.
Fauzi diduga terlibat penganiayaan seorang warga Desa Lajing, Kecamatan Arosbaya. Tuduhan lain, Fauzi diduga membekingi penjambret sehingga polisi kesulitan menangkap si penjambret.
Kabag Operasional Polres Bangkalan Kompol Agung Setiyono menuturkan, kedatangan penyidik direspons negatif oleh Fauzi. Ditemani 'orang-orang', dia meletakkan sejumlah senjata tajam di lantai ketika penyidik datang. Meletakkan senjata di lantai adalah simbol perlawanan.
Gara-gara sikap Fauzi itulah, polisi merencanakan jemput paksa dengan melibatkan pasukan Gegana dan Brimob Polda Jatim untuk mengantisipasi adanya perlawanan. Total pasukan yang dikerahkan sebanyak 72 personel, termasuk dari Satuan Sabhara dan Satreskrim Polres Bangkalan.
Berangkat bada Zuhur, pasukan tiba sekitar pukul 13.00 WIB di Dusun Kemidan. Dusun itu terpencil yang dikelilingi pesawahan. Hanya ada satu jalan untuk masuk dan ke luar dari dusun ini. Rumah Fauzi satu-satunya rumah yang pekarangannya berpagar tembok.
Namun saat polisi datang, rumah itu sepi. Tak ada sesiapa berkelebat. Hanya ada dua unit mobil di garasi, yakni pikap L300 dan mobil Toyota Yaris. Di belakang rumah ada tiga ekor sapi karapan dalam kandang dan seekor kera dalam kerangkeng besi.
"Padahal info terakhir, pagi tadi dia masih di rumah, sekarang sudah nggak ada," kata Kepala Satreskrim AKP Anton Widodo kesal.
liputan6.com
0 Response to "Ketika Salah Gerebek Polisi Berbuah Jus Sirsak"
Posting Komentar