BENGKULU, - Gubernur Bengkulu, Ridwan Mukti dan isteri, Lili Madari, diciduk petugas Komisi Pemberantasan Korupsi, pada Selasa, terkait suap proyek. Bersama keduanya, KPK juga menahan dua kontraktor lokal dan satu ajudan.
Operasi Tangkap Tangan KPK berlangsung cepat, senyap, lalu mengejutkan publik. Masyarakat Bengkulu terkejut akan kejadian itu.
Bahkan, mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Sudirman Ail yang merupakan putra daerah Bengkulu mengaku dirinya serasa disambar petir akan kejadian itu.
"Mendengar kabar itu, saya seperti tersambar petir, tak percaya," katanya dalam sebuah acara buka bersama di Bengkulu.
Ridwan Mukti merupakan politisi yang cukup moncer dalam karier dan mencuri hati rakyat Bengkulu. Sebelum menjabat Gubernur Bengkulu, ia merupakan bupati dua periode di Kabupaten Musirawas, Provinsi Sumatera Selatan.
Dalam rekam jejaknya menjadi Bupati Musirawas, ia banyak melakukan perubahan terutama terkait kemiskinan dan perbaikan infrastruktur dasar masyarakat.
Beberapa penghargaan sempat ia sabet di antaranya, penghargaan dari Presiden RI terhadap Peningkatan Produksi Beras tahun 2008. Satya Lencana Wirakarya Pembangunan Pertanian. Penghargaan Meretas Daerah Tertinggal Award Kabupaten Musi Rawas.
Lalu, penghargaan Program Peningkatan Beras Nasional dan Ketahanan Pangan. Penghargaan KPPOD Award. Penghargaan Amal Bhakti Pendidikan Agama islam Pada Sekolah.
Kemudian, penghargaan Bhakti Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah. Penghargaan DEKOPIN AWARDS dan Dewan Koperasi Indonesia sebagai Tokoh Pembina Koperasi dan UKM.
Selain itu, ia memeroleh penghargaan Presiden RI terhadap Peningkatan Beras Diatas 5 persen dan penghargaan Bhaktì Mina Bahari Tingkat Nasional.
Menjadi Gubernur Bengkulu
Saat Pilkada Provinsi Bengkulu, masyarakat merindukan sosok pemimpin baru yang visioner, berpikiran maju, serta mampu mengangkat ketertinggalan daerah. Maklum, selama ini Bengkulu dikenal sebagai daerah paling miskin di wilayah barat Indonesia.
Ridwan Mukti hadir dengan tawaran yang memang dibutuhkan masyarakat. Gagasan pengentasan kemiskinan, membuka keterisolasian daerah, hingga pembangunan berbasiskan maritim merupakan janji kampanyenya.
Janji tersebut juga dilengkapi dengan bagusnya hubungan Ridwan Mukti dengan sejumlah tokoh nasional. Sebut saja Mahfud MD, serta beberapa deret nama menteri dan mantan menteri yang kerap kali ia undang ke Bengkulu saat kampanye.
Pilkada serentak 9 Desember 2015 menetapkan pasangan Ridwan Mukti-Rohidin Mersyah meraih suara terbanyak 517.190 suara atau 57,37 persen dari 901.529 suara sah di Bengkulu.
Publik bersuka ria saat itu, mendapatkan pemimpin baru, cerdas, visioner dan memiliki jaringan luas di kancah nasional. Bayangan akan Bengkulu maju, sejahtera, mandiri seperti motto Ridwan Mukti segera terkabul.
Seusai dilantik Presiden Joko Widodo, gebrakan mulai dilakukan Ridwan Mukti bersama wakilnya Rohidin Mersyah, di antaranya penandatanganan pakta integritas pejabat di Bengkulu untuk tidak korupsi, berbisnis, dan narkoba.
Penandatanganan pakta integritas langsung dihadiri. Petinggi Lembaga Negara, antara lain Ketua KPK, Agus Rahardjo, Kepala BNN, Komjen Budi Waseso, Kepala Ombudsman RI, Prof Amzulian Rifai, dan Tokoh ANTI Korupsi/Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD.
Dalam beberapa kesempatan, Ridwan Mukti menegaskan agar menjauhi praktek korupsi dan suap. Memasuki tahun kedua, di tengah tingginya desakan dan harapan publik Bengkulu agar Ridwan Mukti dan Rohidin Mersyah melaksanakan janji, peristiwa OTT KPK terjadi.
kompas.com
0 Response to "Penghargaan untuk Gubernur Bengkulu Sebelum Diciduk KPK"
Posting Komentar