Polisi Tangkap Peracik Miras Oplosan Penyebab 2 Warga Solo Tewas

Solo - Polresta Surakarta menangkap 3 orang pelaku usaha minuman keras oplosan. Miras oplosannya telah menewaskan dua orang warga Solo.

Tiga orang tersangka ialah Satriyo Budi Utomo sebagai penjual miras jenis anggur, Ari Lestari sebagai peracik miras oplosan dan Joko Setiawan sebagai pengantar miras kepada korban.

Satriyo dan Joko merupakan warga Makam Bergolo, Serengan, Solo. Sedangkan Ari Lestari merupakan warga Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo.

Kapolresta Surakarta, AKBP Ribut Hari Wibowo, mengatakan penangkapan dilakukan dalam waktu yang hampir bersamaan pada Selasa malam. Mereka ditangkap di rumahnya masing-masing.

"Yang bersangkutan sudah kita proses tipiring lebih dari 9 kali tapi tidak pernah kapok. Sekarang ada korban meninggal dunia. Secara profesional kita terapkan pasal yang menimbulkan efek jera," kata Ribut di Mapolresta Surakarta, Rabu.

Baca juga: Kakak Beradik di Solo Tewas Usai Tenggak Miras Oplosan

Dugaan sementara, dua orang korban meninggal karena berlebihan mengonsumsi miras tersebut. Seperti diberitakan sebelumnya, dua orang korban, Darmadi dan Yulius Nugroho melakukan pesta miras selama dua hari berturut-turut sebelum meninggal.

"Dua orang meninggal sedang diautopsi. Nanti akan terlihat jelas benang merah penyebab kematiannya. Selain itu, ada dua korban lain yang harus dirawat karena mengalami gangguan penglihatan," ujarnya.

Miras oplosan yang menyebabkan hilangnya nyawa adalah jenis anggi atau anggur ginseng. Jenis tersebut merupakan istilah untuk oplosan miras dengan rempah-rempah.

Peracik miras, Ari Lestari, mengaku telah menjalankan usahanya selama setahun. Rempah-rempah yang digunakan, antara lain temulawak, serai dan kayu manis.

"Ini resep sejak dari nenek saya. Setelah jadi jamu baru dioplos dengan alkohol. Lalu saya kemas dalam plastik 500 ml seharga Rp 20 ribu dan kemasan 1,5 liter seharga Rp 35 ribu," ujarnya.

Ketiga tersangka dijerat dengan pasal berlapis yakni Pasal 204 KUHP dan Pasal 205 KUHP mengenai peredaran barang yang membahayakan nyawa maupun kesehatan

detik.com