Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Panjaitan, mengatakan sampah plastik di laut saat ini telah menimbulkan kerugian sebesar USD 1,2 miliar di bidang perikanan, perkapalan, pariwisata dan bisnis asuransi. "Ini bisa berujung kepada malapetaka jika kita tidak segera bergerak karena pengangguran bisa menimbulkan masalah kemiskinan dan sosial dan akan berujung pada radikalisme dan terorisme," ujar Menko Luhut.
Maka dari itu, sebagai salah satu solusinya, Kementerian Koordinator Kemaritiman berencana memanfaatkan sampah plastik untuk pembangunan jalan. Untuk itu, lembaga yang dipimpin Luhut Binsar Panjaitan tersebut bakal menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Institut Teknologi Bandung, Badan Pengkajian dan Penerapatan Teknologi.
"Kemitraan ini diperlukan untuk tindak lanjut implementasi jalan raya plastik, alih teknologi termasuk pelaksanaan demonstration project," kata Asisten Deputi Kemaritiman Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nani Hendiarti, dalam siaran pers.
"Sementara terkait regulasi, data sampah, perjanjian kerja sama dan Nota Kesepahaman, Kemenko Maritim bermitra dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian Luar Negeri."
Harus diakui, hingga saat ini, Indonesia masih memiliki masalah dalam pengelolaan sampah plastik. Di sisi lain, pembakaran sampah plastik yang tak bisa didaur ulang bisa menimbulkan residu karsinogenik yang berbahaya bagi kesehatan.
Berikut merdeka.com akan merangkum sejumlah fakta di balik rencana sampah plastik menjadi jalan.
merdeka.com
0 Response to "4 Fakta pembangunan jalan dari sampah plastik, dimulai dari Bekasi"
Posting Komentar