UNGARAN, - Kiai muda Nahdlatul Ulama KH Yusuf Chudlori atau akrab dipanggil Gus Yusuf mengatakan, sistem pendidikan yang pas untuk Indonesia untuk menguatkan karakter generasi muda adalah dengan memberikan ruang yang cukup bagi pendidikan kultur.
Pendidikan kultur tersebut sebenarnya sudah ada di tengah-tengah masyarakat, baik yang sudah terinstitusi maupun yang masih bersifat informal.
"Yang pas ya ada pendidikan yang di dalam sekolah tetap ada, tetapi juga tetap memberikan ruang yang cukup untuk pendidikan di luar sekolah," kata Gus Yusuf, usai bertemu Presiden Joko Widodo di Ungaran, Sabtu malam.
"Di masjid, di mushala, TPQ, di rumah-rumah, itu menjadi pendidikan kultur untuk mendukung revolusi mental programnya presiden. Mulainya dari situ," ujar dia.
Ihwal kebijakan sekolah lima hari yang mendapat penolakan dari masyarakat, menurut Gus Yusuf, akan menjadi kewenangan Presiden Jokowi setelah mendapatkan masukan dari para kiai.
"Tadi Presiden segera akan undang beberapa kiai-kiai, praktisi pendidikan untuk diskusi dulu di Jakarta untuk mematangkan itu," tuturnya.
Namun yang jelas, kata Gus Yusuf, dalam pertemuannya dengan Presiden, para kiai sudah menyampaikan bahwa kebijakan sekolah lima hari tersebut menjadi keresahan masyarakat, terutama para kiai di kampung.
"Karena nanti Madrasah Diniyah, TPQ-TPQ itu akan tergusur," ujarnya.
Sebelumya, sekitar 20 kiai dari sejumlah pondok pesantren di Jawa Tengah diundang secara khusus oleh Presiden Joko Widodo bertemu di White House, Rumah Makan Mak Engking di Ungaran, Kabupaten Semarang, Sabtu petang.
Kesempatan langka ini tak disia-siakan oleh para kiai untuk menyampaikan keluh kesahnya tentang kebijakan delapan jam belajar di sekolah selama lima hari.
kompas.com
0 Response to ""Full Day School", Jokowi Akan Panggil Kiai dan Praktisi Pendidikan"
Posting Komentar